Tuesday, October 25, 2011

Jaringan wireless

Jaringan tanpa kabel atau wireless networking merupakan cara yang cepat,
mudah untuk membangun jaringan, juga merupakan alternativ paling ekonomis
daripada membangun jaringan menggunakan kabel. Dapat digunakan untuk
menghubungkan jaringan antar gedung yang jaraknya sampai beberapa kilometer.
Standar saat ini yang banyak digunakan untuk membangun jaringan tanpa
kabel.
Standard Data Rate Frequency Comment
802.11a 54 Mbps 5.1-5.7GHz Cepat dan jangkauan lebih jauh, tapi lebih
mahal (perangkat dan frekuensi mahal)
dibandingkan dengan frekuensi 2.4GHz.
802.11b 11/22 Mbps 2.4GHz Sistem pertama yang hadir di pasaran
yang cocok untuk kebutuhan internal
(wireless home networking) dan
penggunaan antar bangunan.
802.11g 54 Mbps 2.4GHz Standar 2.4GHz terbaru banyak
memberikan fungsi yang sama dengan
standar 802.11b tetapi dengan transfer
data yang lebih tinggi.
Catatan:
Perlengkapan yang menggunakan standar IEEE 802.11a tidak bisa beroperasi
dengan perlengkapan yang menggunakan standard 802.11b. Tapi beberapa
pabrik kebanyakan menggabungkan kedua standar tersebut dalam produk yang
mereka jual (two in one). Contohnya punya saya yang sudah mendukung standar
b dan g. Tapi lebih baik cari yang three in one (tri-standard IEEE 802.11a/b/g wireless
networking), itu kalau ada.
Ini sebenarnya seperti dual mode pada radio AM/FM. Stasiun radio AM
dan FM mentranmisikan sinyal-sinyalnya menggunakan cara yang berbeda. Jadi
pendengar radio harus membeli dua radio untuk bisa mendengarkan siaran radio
tersebut, baik yang AM atau FM.

Sunday, October 23, 2011

Teknik Informatika

Informatika

Program studi/jurusan Teknik Informatika berada di bawah naungan Fakultas Teknologi Industri bersama-sama dengan jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Industri. Program Studi Teknik Informatika mempunyai visi dalam periode sepuluh tahun ke depan diproyeksikan untuk menjadi program studi yang terkemuka di bidang Teknik Informatika di Indonesia. Misi Program Studi yaitu menyediakan program pelatihan, pendidikan dan penelitian yang terbaik di bidang Informatika melalui pengembangan kurikulum akademik yang dinamis, fasilitas pendidikan dengan kualitas terbaik dan staf akademik, teknis dan administrasi pendidikan yang berkualitas.

Kurikulum disusun berdasarkan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan program studi, berpedoman pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, serta merujuk kurikulum yang dikembangkan oleh badan atau asosiasi di bidang Ilmu Informatika dan Komputer baik internasional maupun nasional, yaitu Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), Association for Computing Machinary (ACM), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM)

Di samping itu, kurikulum dikembangkan untuk menjembatani gap antara dunia pendidikan informatika dengan dunia industri dan bisnis.

Dengan memperhatikan kebutuhan industri bisnis dan kerangka ilmu informatik, dapat dilihat hubungan keterkaitan antara perspektif industri, struktur ilmu infromatika dan fokus kurikulum yang dikembangkan sebagai berikut :

  • Mahasiswa yang tertarik menjadi ahli di bidang Informatika harus terlebih dahulu menguasai ilmu dasar (core knowledge) informatika.
  • Selanjutnya, mahasiswa harus memahami core knowledge, di sini Teknik Informatika akan banyak membahas teori dasar komputasi yang dibutuhkan.
  • Selanjutnya sesuai visi, misi, tujuan, dan kekuatan program studi, akan dikembangkan ilmu yang berorientasi pada penciptaan entitas yang siap terap bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini ilmu yang dikembangkan oleh program studi, di antaranya : sistem grafik komputer dan multimedia, konsep dan teknik penggalian data (data mining), rekayasa perangkat.

Berdasarkan hasil akreditasi yang dilakukan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Program studi/jurusan Informatika dinyatakan terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Baik sekali). Status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 017/BAN-PT/Ak-VIII/S1/V/2004 tertanggal 7 Mei 2004.

Sejarah Poker


Bentuk permainan awal dari Poker mencakup Asian betting game pada abad ke-10 dan permainan dari Persia yang dikenal dengan sebutan às nàs. Primero (atau Primera), sebuah permainan asal Eropa yang populer pada abad ke-16 dan 17, memiliki banyak persamaan dengan Poker modern.

Permainan serupa seperti brag di Inggris, pochen di Jerman, dan poque di Perancis, muncul pada abad ke-18. Para pedagang Perancis memperkenalkan poque ke Amerika Utara pada tahun 1700, yang akhirnya dikenal dengan sebutan modernnya, Poker.

Poker sangat populer di dalam kapal di Sungai Mississippi dan di warung-warung di daerah perbatasan Amerika Barat selama tahun 1800an, saat dek dengan 52 kartu telah menjadi standar dan peraturan permainan mulai dibuat. Pada abad ke-20, Poker berkembang pesat di Amerika Serikat, dikarenakan banyaknya waktu luang masyarakat dan tempat-tempat perjudian yang bersifat legal di Nevada pada tahun 1931.

Para tentara bermain poker untuk mengisi waktu luang selama Perang Dunia II (1939 – 1945), dan poker menjadi populer sebagai permainan rumahan. Pada abad ke-20, Poker berkembang pesat di Amerika Serikat., dikarenakan banyaknya waktu dan tempat-tempat perjudian yang dianggap legal di Nevada pada tahun 1931.

Para tentara bermain poker untuk mengisi waktu luang selama Perang Dunia II (1939 – 1945), dan poker menjadi populer sebagai 'permainan rumahan'. Pada tahun 1970, Binion’s Horseshoe Casino di Las Vegas, Nevada, mulai menyelenggarakan World Series of Poker (WSOP) tahunan. Dimulai dari hanya lima pemain pada awalnya, turnamen ini berkembang menjadi salah satu event terbesar dan terkaya di dunia.

Biaya untuk memasuki arena WSOP adalah sebesar $10,000, tetapi banyak pemain yang dapat menghindari pembayaran tersebut dengan cara memenangkan turnamen-turnamen lain dalam skala lebih kecil yang disebut “satellite” sebagai ganti tiket masuk.